Kamis, 06 Januari 2011

KEHIDUPAN ADALAH MEMBERI

Jika kita tau siapa diri kita,darimana berasal,untuk apa hidup didunia,setelah itu mau kemana lagi melangkah/melanjutkan hidup,rasanya jika tiap diri ini sadar akan semua hal itu tak akan banyak kita temui keluh kesah dalam menjalani kehidupan ini.
Kehidupan ini sendiri adalah pemberian dari Sang Maha Pemberi. Saat kita dilahirkan ke dunia ini, kita pun mendapat pemberian kasih sayang dari orang tua. Bayangkan jika kita lahir tanpa ada orang yang memberi kasih sayang itu, niscaya kita tak kan ada sampai saat ini. Semua hal yang kita manfaatkan dalam hidup ini adalah pemberian(taken for granted). Apa yang diberikan itu tanpa pamrih. Tanpa mengharap balasan.
Saat ini kita telah dewasa, atau lebih dari kata dewasa itu sendiri. Sudah saatnya untuk tidak hanya menerima, tapi memberi. Memberi apa yang kita punya dan kita sanggup untuk memberikannya. Tidak perlu muluk-muluk, hal-hal yang sederhana saja. Memberikan senyuman ke orang yang berpapasan dengan kita, memberikan kasih sayang dan perhatian ke orang tua kita. Membuatkan minuman mungkin, memberikan salam saat pergi ataupun pulang, atau juga memberikan ciuman di tangan beliau.
Adanya kehidupan kita saat ini tidaklah secara tiba-tiba, dan tidaklah dengan sendirinya tanpa ada tanpa campur tangan orang lain. Orang-orang disekeliling kita sangat berperan akan keberadaan kita. Tapi mengapa banyak yang tidak menyadarinya? Oleh karenanya, saatnya untuk memberi.
Banyak hal yang ingin kita capai,seperti pekerjaan,cita-cita,jodoh kita dan lain sebagainya,sebelum kita dapatkan harus ada perjuangan, yakni tenaga ,pikiran dan waktu. Ada pepatah berilah, maka kau akan menerima lebih. Hal ini bukan berarti apa yang dilakukan adalah berpamrih, mengharapkan imbalan. Memberi merupakan tolak ukur kesadaran dan keikhlasan. Jika memberi dengan diiringi keinginan untuk suatu balasan, dan penerima pun mengabulkannya, maka itu bukanlah pemberian yang utuh. Namun sebuah  negosiasi. Negosiasi berkutat antara untung dan rugi. Bukan lagi mendasarkan pada hati nurani.
Setiap pemberian pasti ada balasannya, akan dilipat gandakan. Jika anda tidak percaya, cobalah dan lakukanlah. Lihat dan hitunglah dengan objektif. Balasan itu tidak hanya berupa nominal angka mata uang, tidak juga barang, namun juga bisa berupa hadirnya kesempatan, terjaganya kesehatan, bertambahnya ilmu pengetahuan dan masih banyak lagi manfaat yang didapatkan. Belum lagi bertambahnya pahala.
Jika tiap orang sadar dan faham arti memberi ini,mungkin tidak akan kita temukan istilah pelit, sengsara atau miskin. tiap orang yang sadar hidupnya adalah pemberian akan memberikan lagi kepada orang lain baik itu moril atau materil. Kembali kepadanya dalam bentuk lain, sehingga seperti sebuah siklus..


Read more: http://www.resensi.net/esensi-kehidupan-adalah-memberi/2010/11/#ixzz1AKIpJOH7

MENYIKAPI MASALAH

Dalam mengarungi kehidupan ini, adakalanya kita dihadapkan pada badai kehidupan. Ada hal yang dapat kita ambil pelajaran dari seekor elang.
Elang mampu terbang tinggi dengan melewati angin yang kencang dan badai menerpanya.  Apakah sahabat tau apa yang dilakukan elang saat badai menghampirinya? Ada hal yang menarik disini yang dapat kita pelajari.
Elang akan terbang ke tempat yang tinggi dan menunggu angin dan badai sambil membuka lebar-lebar sayapnya. Ketika badai datang, maka angin akan mengambil dan mengangkat tubuh elang ke atas badai. Sementara badai mengamuk di bawah, elang ini melonjak di atasnya.
Elang tidak luput badai. Ini adalah cara sederhana untuk memanfaatkan badai untuk mengangkat tubuhnya lebih tinggi. Elang terbang tinggi bersama angin yang membawa badai.
Ketika badai kehidupan datang kepada kita – dan kita semua akan mengalami
seperti yang elang alami – kita dapat naik di masalah dengan menetapkan pikiran kita dan keyakinan kita bahwa kita akan melewati masalah itu. Badai tidak harus kita atasi. Tapi kita punya pilihan untuk memanfaatkan  masalah untuk meningkatkan kualitas kita.
Masalah bukanlah beban yang memberatkan kehidupan kita, namun ini adalah pelajaran dan pendidikan dari Allah, ini adalah cara untuk menaikkan kualitas kita. dan pelajaran  bagaimana menangani masalah dengan berbekal keyakinan dan kemantapan hati. Bukan dengan keputusasaan dan ketakutan.  Tidaklah masalah  menimpa suatu kaum, melebihi kemampuan kaum itu.
Saat masalah itu datang, lebarkan hati dan katakan, selamat datang masalah.


Read more: http://www.resensi.net/menyikapi-masalah/2010/12/#ixzz1AKIH5WlB

MOTIVASI BELAJAR

Pernahkan Anda mendengar pepatah yang mengatakan “Hanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali.” Pepatah ini adalah suatu ungkapan kebodohan seseorang yang tidak mau mengambil hikmah dari kesalahan yang sama. Padahal, Nabi Muhammad saw. melarang kita berperilaku seperti keledai dari hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda: Seorang mukmin tidak boleh dua kali jatuh dalam lubang yang sama. (Shahih Muslim No.5317).
Bagaimana dalam kenyataannya? Ternyata banyak yang lebih parah, yaitu orang yang jatuh berkali-kali pada lubang yang sama, lebih dari dua kali. Disisi lain, banyak orang yang merasa tidak pernah jatuh dan dia merasa pintar. Padahal dia tidak jatuh sebab dia berada di lubang sehingga tidak mungkin jatuh lagi, kecuali ada lubang di dalam lubang.
Kasus yang pertama bisa terjadi dengan tiga kemungkinan
  1. Dia tidak pernah belajar dari kesalahan sebelumnya. Orang seperti tipe orang yang tidak mau menggunakan akal dan tidak mau belajar. Dia akan lebih fokus menyalah orang lain atau keadaan ketimbang mencari akar pemasalahan yang selalu ada pada dirinya.
  2. Dia tidak tahu kesalahan yang di lakukan. Biasanya jika penyebab kesalahan tidak nampak, ini sering terjadi jika penyakitnya ada dimindsetnya. Dia mungkin melakukan perbaikian, tetapi tidak padamindsetnya, maka perbaikannya akan sia-sia saja.
  3. Dia tahu kesalahannya tetapi tidak melakukan perubahan. Ada orang seperti ini, kadang saya bingung menjelaskannya. “Koq ada sich orang kaya gini?” Mungkin, karena malas saja. Penyebab lainnya ialah kesalah pahaman terhadap takdir, dia katakan kalau dia hidup seperti itu sudah takdir. Tidak ada yang bisa diubah.
Kasus kedua adalah orang yang sebenarnya dia berada di dalam lubang. Dia tidak merasa jatuh sebab sudah ada dibawah lubang. Penyebabnya karena tidak sadar kalau dia sebenarnya berada dibawah. Mengapa sampai tidak sadar? Mungkin karena wawasan yang kurang. Dia kira kehidupan dia sudah baik dan wajar sehingga tidak perlu beranjak.
Untuk menghindari supaya kita tidak menjadi seperti keledai atau lebih parah maka kita perlu terus meningkatkan diri. Mulai meningkatkan wawasan, keterampilan, dan yang paling penting ialah pola pikir kita. Jangan pernah merasa sudah cukup, sebab itu sebuah kerugian. Jadikan, hari ini lebih baik dari hari kemarin.
http://www.motivasi-islami.com/jangan-seperti-keledai-atau-lebih-parah/#more-1118

MENGHILANGKAN RASA MALAS

Cara menghilangkan rasa malas adalah sebuah tantangan sendiri. Bagaimana tidak, saya bisa memberikan segudang tips agar Anda semangat terus, tidak malas. Namun, jika Anda malas melakukan tip-tip yang saya jelaskan, maka semuanya akan percuma dan Anda akan tetap malas.
Jika rasa malas masih dipelihara, apa yang Anda harapkan? Saya tulis ilmu sukses, audio sukses, video sukses, bahkan seminar dan pelatihan, tetapi jika Anda malas mengaplikasikannya, tidak ada manfaat sama sekali untuk Anda. Malas adalah pembunuh sukses.
Tapi saya punya ide…
Idenya ialah: saya akan terus mendorong Anda untuk bertindak. Saya akan terus menyemangati Anda. Saya akan terus menyertai Anda. Ini adalah salah satu cara menghilangkan rasa malas terbaik, sebab Anda akan terus menerus didorong. Saya akan membuat Anda bertindak dan melangkah, meski hanya tindakan atau langkah kecil. Yang penting Anda bisa memulai mengambil tindakan, ini adalah langkah besar untuk mengatasi malas.
Sekali Anda bertindak, seolah seperti menggelindingkan bola salju. Awalnya bola kecil, selanjutkan akan menjadi bola besar dan tidak bisa dihentikan. Begitu juga dengan Anda, jika Anda merasa berat melangkah atau bertindak, maka langkah awalnya ialah untuk “memaksakan” Anda untuk mengambil langkah pertama. Selanjutnya Anda akan menggelinding dengan sendirinya. Jadi cara menghilangkan rasa malas ialah memacu tindakan pertama Anda.
Untuk memulai tindakan atau langkah pertama memang diperlukan dorongan besar. Seperti sebuah kendaraan, untuk memulai diperlukan tenaga yang besar. Oleh karena itu Anda akan selalu memulai dengan gigi 1, sebab gigi 1 memiliki torsi paling besar. Setelah jalan, Anda bisa pindah ke gigi 2,3,4, bahkan 5. Gigi 4 atau 5 tidak memiliki torsi yang besar, tetapi karena sudah menggelinding, torsi yang dibutuhkan menjadi lebih kecil. Untuk itu, saya akan membantu mendorong Anda untuk mengambil tindakan.
Bagaimana caranya? Tentu saja, saya tidak akan bisa menyertai semua pembaca yang jumlahnya puluhan ribu orang. Oleh karena itu, saya sudah membuat audio yang akan mendorong Anda untuk melakukan langkah pertama. Saya menyebutkan Audio Anti Malas. Miliki audio ini, dengarkan terus-menerus. Tidak ada prosedur tertentu. Tidak ada langkah-langkah yang rumit. Tidak ada form yang harus diisi. Yang diperlukan ialah hanya mendengarkan sampai Anda bisa mengambil tindakan pertama. Ini cara menghilangkan rasa malasyang paling masuk akal dan cocok untuk orang malas.
http://www.motivasi-islami.com/cara-menghilangkan-rasa-malas/#more-1858

MOTIVASI


Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan
Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi.Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.

Sejarah Teori Motivasi

Tahun 1950an merupakan periode perkembangan konsep-konsep motivasi. Teori-teori yang berkembang pada masa ini adalah hierarki teori kebutuhan, teori X dan Y, dan teori dua faktor.  Teori-teori kuno dikenal karena merupakan dasar berkembangnya teori yang ada hingga saat ini yang digunakan oleh manajer pelaksana di organisasi-organisasi di dunia dalam menjelaskan motivasi karyawan.


Teori hierarki kebutuhan

Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow.  Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitufisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).
Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas.  Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal. 
Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat. 

Teori X dan teori Y

Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan. [2] Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X.
  • Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
  • Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
  • Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga.
  • Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.
Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.
  • Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.
  • Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
  • Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.

http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi